Indeks

Harga Minyak Goreng Tembus Rp 20 Ribu Per Liter, Ini Strategi Pemkot Samarinda

Sekda Kota Samarinda Sugeng Charuddin dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kenaikan Harga Bapokting, Senin (17/1/2022) siang di Balai Kota. (Foto: Diskominfo Samarinda)

SAMARINDA – Harga beberapa komiditas Bahan Pokok Penting (Bapokting) sebagai bahan baku dasar untuk memasak sehari-hari seperti minyak goreng mengalami kenaikan harga sejak bulan Desember 2021 hingga awal Januari 2022.

Diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Kota Samarinda Sugeng Charuddin dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kenaikan Harga Bapokting, Senin (17/1/2022) siang di Balai Kota, kenaikan ini menurutnya karena dipicu gejolak global karena pasokan minyak nabati dunia menurun.

“Kenapa harga minyak goreng ini naik? Pertama, karena faktor bahan baku. Kedua, karena persoalan harga minyak goreng bukan hanya terjadi di Kota Samarinda tetapi se-Indonesia akibat gejolak global tadi,” kata Sugeng.

Bedasarkan pantauan Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia Sekretariat Kota Samarinda, harga minyak goreng di pasaran saat ini berada pada kisaran harga Rp 20.000 per liter. Akibat kenaikan harga minyak goreng ini maka kenaikan inflasi di kota Samarinda mencapai 2,3 persen.

Melihat fenomena tadi, Sekda mengintruksikan agar pemerintah bisa hadir ditengah masyarakat untuk melakukan strategi khusus atau langkah jitu agar masyarakat kurang mampu bisa tetap mendapatkan minyak goreng.

“Salah satunya melalui gerakan yang dipelopori oleh Kementrian Perdagangan menjual dengan harga murah. Alhamdulillah Kota Samarinda sendiri mendapat jatah 30 ribu liter minyak goreng dari Kementerian Perdagangan yang nantinya distribusikan kepada seluruh warga yang memerlukan dengan harga murah, utamanya kategori warga tidak mampu,” urainya.

Di mana dari 30 ribu liter tadi, jelas Sugeng setiap Kelurahan hanya mendapat jatah 500 liter minyak goreng dan akan dijual dengan harga Rp 14.000 per liter. Dalam mendistribusikannya pun sambung dia, akan menggunakan strategi yang sama seperti kenaikan bawang putih tahun lalu. Dimana Pemkot akan melibatkan Rukun Tetangga (RT) setempat.

“Strateginya menjualnya nanti hampir mirip dengan bawang putih kemarin, bedanya untuk minyak goreng kan sedikit sehingga pergerakannya lebih masif dan hanya di peruntukkan masyarakat yang kurang mampu.” pungkasnya mengakhiri. (man)

Exit mobile version