KUTAI KARTANEGARA – Komunitas Kutai Literasi dan Budaya Etam (Kaliya) mengadakan kegiatan Beisyaratan atau kelas bahasa isyarat. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Komunitas Sahabat Tuli Tenggarong.
Ketua Kalinya Viola Melinda mengatakan program kerjanya ini sudah berjalan sejak awal maret 2022. Bahasa ini menggunakan kombinasi gerak atau bentuk tangan, tubuh, lengan, serta ekspresi wajah untuk menyampaikan sebuah pesan.
“Pertemuannya dua kali sebulan di hari Jumat dua pekan pertama. Pengajarnya ada lima orang dari Komunitas Teman Tuli Tenggarong,” katanya.
Kaliya yang dinaungi oleh Gerakan Literasi Kutai (GLK) ini memiliki pesan khusus dalam mengadakan bahasa isyarat. Yakni memberikan wadah bagi para teman tuli agar bisa diberdayakan dan menghilangkan stigma negatif dari masyarakat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa jangan lagi dipandang sebelah mata. Hak mereka sama, bisa berkarya dan bekerja seperti kita juga,” tegasnya.
Sejauh ini peserta atau yang mereka sebut dengan istilah teman dengar yang mengikuti sudah lebih dari 20 orang. Berasal dari masyarakat umum dan pelajar.
Viola juga menerangkan bahwa tujuan diadakannya kelas tersebut bagi teman dengar adalah menambah sertifikasi skill berbahasa isyarat. Selain itu keresahannya terhadap masih minimnya aksesibilitas penerjemah bahasa isyarat di masyarakat umum.
Kelas ini masih akan berlangsung sampai empat bulan ke depan. Bagi para peserta di sesi akhir akan diberikan panggung pentas pertunjukkan yang menunjukkan skill Beisyaratan yang sudah dipelajari.
“Jadi benar-benar kayak sekolah, sebelum lulus ada perpisahan gitu,” pungkasnya. (zu)