Indeks

Masalah Ekonomi dan Pergaulan Bebas Sumbang Tingginya Pernikahan Dini di Kukar

Masalah Ekonomi dan Pergaulan Bebas Sumbang Tingginya Pernikahan Dini di Kukar
Ilustrasi. (Istimewa)

KUTAI KARTANEGARA – Pengadilan Agama (PA) Tenggarong mencatat pengajuan dispensasi nikah di Kutai Kartanegara (Kukar) mencapai 103 surat. Meski angka ini menurun dibanding tahun lalu, yakni 186 surat, namun pengajuan tersebut masih terbilang tinggi.

Diketahui, dispensasi nikah tersebut hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang usianya belum mencukupi batas yang telah ditentukan. Sehingga dispensasi harus diajukan sebagai syarat menikah muda, dengan sepengetahuan orang tua wali.

“Dari 103 pengajuan, tidak semuanya dikabulkan. Hakim mempunyai pertimbangan tersendiri, bahwa perkara ini dikabulkan atau tidak,” kata Ketua Pengadilan Tenggarong Reny Hidayati.

Adanya pengajuan dispensasi nikah ini dilatarbelakangi berbagai faktor. Di antaranya, masalah ekonomi, sehingga orang tua tidak mampu membiayai pendidikan anaknya dan hamil di luar nikah atau married by accident (MBA). Bisanya hal tersebut disebabkan oleh pergaulan bebas yang dilakukan para remaja.

“Jadi faktor yang terjadi di masyarakat beraneka ragam,” sebutnya.

Dalam menekan angka tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar terus berupaya memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para pelajar. Sehingga, anak-anak mendapat pembekalan tentang risiko dan bahayanya pernikahan dini.

Sosialisasi dan edukasi itu pun disebut dapat mencegah terjadinya pernikahan dini. “Saat ini sudah jalan terus edukasinya,” kata Sekretaris DP3A Kukar Hero Suprayetno.

DP3A Kukar juga sudah menjalin komunikasi dengan dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kukar dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar terkait sosialisasi dan edukasi tersebut. Bahkan lingkungan ramah anak juga akan dibangun di setiap sekolah.

Hal itu untuk mengupayakan pendekatan advokasi kepada pelajar, guru dan orang tua terkait pencegahan pernikahan dini, kekerasan, dan juga perilaku seksual.

“Jadi kami ada namanya program bekesahan (diskusi), untuk memberikan edukasi-edukasi di sekolah,” tandasnya. (zu)

Exit mobile version