SOLO – sebanyak 15,9 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia sudah terhubung dengan ekosistem digital. Hal ini diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki pada acara pembukaan “Solo Great Sale” (SGS) di Kompleks Manahan Solo, Jumat (1/10/2021).
“Angka ini naik 100 persen jika dibandingkan sebelum pandemi yang masih di angka 8 juta UMKM,” sebutnya.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, ditargetkan hingga tahun 2024 sebanyak 30 juta pelaku UMKM sudah terhubung dengan ekosistem digital. Terkait dengan realisasi target tersebut, pihaknya berupaya mendampingi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah salah satunya dengan mengkurasi kemasan produk agar bisa “go online” (masuk ke pasar daring).
“Saat ini tren pasar dinamis dan sangat cepat, makanya harus ada pendampingan kepada UMKM agar bisa beradaptasi, inovasi produk, dan transformasi ke digital. Semangat ini harus diadopsi oleh semua pihak yang terlibat,” beber Teten.
Dia mengatakan, saat ini Kementerian Koperasi dan UKM sudah menyusun ekosistem transformasi UMKM masa depan yang berbasis kreativitas dan inovasi teknologi. “Ini bisa menjadi masa depan ekonomi Indonesia. Apalagi kita tahu 99,9 persen tulang punggung kita adalah sektor UMKM, sehingga perlu ada dukungan dan pendampingan ekspor,” terangnya.
Upaya pendampingan yang dilakukan salah satunya dengan menyiapkan laboratorium UMKM, yakni fashion, kuliner, dan mekanik. “Kami siapkan tiga laboratorium, harapannya ini bisa mengoptimalkan ekosistem yang sudah disiapkan,” tambah Teten.
Terkait dengan pelaksanaan SGS, pihaknya mengapresiasi karena di dalam SGS ini ada pemanfaatan digital, di antaranya pemanfaatan e-payment dan e-commerce. “Saya mengapresiasi inisiatif SGS ini, yang perlu digenjot adalah omzet UMKM. Belanja di masa pandemi akan menolong banyak orang, ini mesti jadi contoh kota lain. Mudah-mudahan target Rp800 miliar bisa melampaui beberapa kali lipat,” tandasnya. (luk)