KUTAI KARTANEGARA – Banyak petani Kutai Kartanegara (Kukar) kesulitan akibat musim hujan. Minimnya matahari membuat petani susah menjemur dan mengeringkan gabah usai panen.
Kadar air pada gabah setelah panen masih terbilang cukup tinggi, bisa mencapai 30 persen. Dalam mengatasi hal ini, Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kukar hadir memfasilitasi mengeringkan gabah melalui mekanisasi, yakni pengering ultra violet.
Hal tersebut disampaikan Kepala Disketapang Kukar Bahteramsyah. Dia menyebut sistem pengeringan memang ada dua, yaitu lantai jemur dengan memanfaatkan panas matahari dan mekanisasi alat pengering. Melihat situasi dan kondisi cuaca yang tak menentu, pihaknya bakal menyesuaikan dengan kebutuhan petani.
“Kalau memang matahari sedikit, memang kita harus melakukan pengeringan dengan sistem mekanisasi itu menggunakan pengering buatan. Terhadap komoditas yang sudah dihasilkan oleh pertanian,” ujarnya.
Keunggulan dari pengering ultra violet tersebut dapat mencegah hasil panen tidak cepat rusak pada musim hujan seperti sekarang.
“Kalau dibiarkan lambat keringnya itu akan berjamur. Kalau pengeringan yang matahari enggak ada, maka menggunakan pengering yang mekanis itu,” paparnya.
Bahteramsyah menyebut pihkanya bakal memberikan fasilitas hal ini kepada kelompok tani. Yaitu petani yang memiliki potensi pertanian yang produktif.
“Asal ada potensi hamparan pertanian yang cukup produktif, sehingga kami harus mem-back up dengan itu, termasuk juga lumbung pangan,” terangnya.
Bahteramsyah menyampaikan pihaknya hadir dan menyambut hasil setelah masa panen usai. Sehingga Disketapang di hilir. Berbeda dengan Distanak yang berada di hulu, mulai dari produksi, pupuk, dan panen.
“Bagaimana produk panen ini bisa bertahan lama, seperti padi otomatis kadar air yang dikurangi. Kami ada bantuan kepada gapoktan-gapoktan,” tutupnya. (zu)