SAMARINDA – Sebanyak 85 ribu lebih usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kaltim disebut sudah mendapatkan nomor induk berusaha (NIB). Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Hadi Mulyadi saat menghadiri Forum Komunikasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim dengan tema Percepatan Pemulihan Ekonomi melalui Perluasan Pasar Ekspor UMKM di ruang Maratua Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Kamis (4/11/2021).
Hadi menegaskan Pemprov Kaltim didukung kabupaten/kota sangat perhatian dengan UMKM. Terutama dalam mendukung produk-produk UMKM Benua Etam agar bisa go digital dan go ekspor. Ada beberapa UMKM yang sudah berhasil melakukan ekspor produknya, yaitu lidi nipah dan lidi sawit.
“Ada 85 ribu lebih UMKM Kaltim mendapatkan nomor induk berusaha (NIB) dan Kaltim masuk 10 besar nasional untuk kategori itu. Ini yang akan terus kami dorong guna mendukung UMKM makin berdaya saing, naik kelas go digital dan go ekspor. Banyak potensi komoditas ekspor Kaltim yang bisa kita kembangkan,” terang Hadi.
Kegiatan yang diinisiasi BI Perwakilan Kaltim, dirangkai peresmian Lumbung Borneo dan Digital Kaltimpreneur, serta Forum Komunikasi Pengusaha Lidi Kaltim oleh Wagub Hadi Mulyadi, Kepala Perwakilan BI Kaltim Tutuk SH Cahyono dan Ketua Dewan Pembina Hanida Foundation Sri Suparni Bahlil, yang merupakan istri dari Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Wagub Hadi Mulyadi mengapresiasi kegiatan Forum Komunikasi TPID ini sebagai upaya mendukung pemerintah daerah dalam percepatan pemulihan ekonomi daerah sebagai dampak pandemi Covid-19. Kaltim, lanjut dia, memiliki banyak macam produk unggulan sektor UMKM yang bisa menjadi komoditas ekspor.
“Kegiatan seperti ini merupakan cikal bakal untuk membangun kesejahteraan masyarakat Kaltim dan Indonesia. Untuk itu harus terus kita dukung, tidak hanya dari pemerintah daerah, tetapi juga stakeholder terkait, mulai dari dunia usaha, perbankan, yayasan dan lainnya, sehingga UMKM sebagai ujung tombak perekonomian rakyat bisa semakin maju,” tandasnya. (man)