SAMARINDA – Ketua Komisi IV Samarinda Sri Puji Astuti menyoroti sekolah yang berlokasi di kawasan rawan bencana. Contohnya SD Negeri 001 dan SMP Negeri 40 di Jalan Cendana, serta SMP Negeri 24 di Jalan Pangeran Suryanata. Menurutnya SDN 001 dan SMPN 40 berada dekat dengan Depo Pertamina di kawasan tersebut.
“Padahal risikonya sangat besar. Ketika belajar, tetapi menghirup udara yang bercampur dengan bensin. Di mana bisa menimbulkan adiksi (kecanduan, Red.),” terang Puji, Senin (13/11/2023).
Terlebih posisi sekolahnya juga berada di pinggir jalan. Artinya udara yang masuk tidak hanya aroma bensin, tetapi juga bercampur debu jalanan yang bisa saja masuk ke lingkungan sekolah dan dihirup siswa. Posisi dua sekolah yang berada di kawasan padat penduduk ini membuat miris.
“Jika lokasinya terkepung dengan padat penduduk, pasti kedengarannya gaduh. Artinya konsentrasi mereka juga terganggu ketika proses belajar mengajar,” ujar Puji.
Dia berharap dari permasalahan ini ada tindakan serius baik dari pemerintah maupun pihak Pertamina. Risiko yang paling besar ini memang datang dari Depo Pertamina yang lokasinya memang berdekatan.
“Tidak hanya membahayakan anak sekolah sebenarnya. Tetapi juga masyarakat yang ada disekitar kalau sewaktu-waktu depo ini meledak,” katanya.
Sama halnya seperti SMP Negeri 24 yang terletak di Jalan Pangeran Suryanata. Sekolah tersebut berada di atas cekungan. Kondisi ini masih diperparah dengan adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di bagian atasnya. Sehingga udara yang dihirup juga tidak sehat.
“Cekungan ini seperti tempat jalan air, lalu ditambah lagi dengan TPA yang ada diatasnya. Memang saat ini sudah ditutup, tapi tumpukan sampah yang ada ini kan prosesnya cukup lama,” terangnya.
Puji menyayangkan kurangnya perhatian dari pemerintah terkait dengan hal ini. Padahal tujuan dari adanya sekolah untuk mencerdaskan anak bangsa, namun belum ada langkah kongkret untuk memecahkan persoalan ini. Padahal menurutnya, jika ingin mencerdaskan anak, harus menanamkan konsep memanusiakan manusia. (nta)