SAMARINDA – Stunting menjadi persoalan di Provinsi Kaltim. Di tahun 2022 terjadi peningkatan prevalensi balita stunting sebesar 1,1 persen dari 22,8 persen. Jika dibandingkan pada angka stunting tahun 2021, artinya ada kenaikan menjadi 23,9 persen.
Karena itu Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sri Puji Astuti mendorong semua pihak dari organisasi pemerintah daerah (OPD), rumah sakit, masyarakat turut andil. Dalam mencegah terjadinya stunting pada anak.
“Kita semua harus kerja keras. Perhatikan gizi anak, ibu-ibu menyusui anak, pencegahan pernikahan dini dan peran orang tua juga sangat penting,” sebut Puji, Senin (13/2/2023).
Dia juga meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda agar terus memantau seluruh posyandu dan puskesmas agar terus melakukan pemeriksaan gizi pada anak dan ibunya.
“Harus dilakukan secara berkala sehingga proses pencegahan stunting itu bisa berjalan,” tutur Puji.
Menurutnya, memang banyak faktor yang mengakibatkan seorang itu menjadi stuting karena pola hidup dan asupan makanan juga menjadi perhatian utama pada orang tua baik bayi maupun pada ibu.
“Kami mengharapkan agar stunting bisa turun, peran semua menjadi kekuatan bersama untuk mencegah stunting,” tegas Puji. (zu)