SAMARINDA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim bakal melakukan survei tersendiri terhadap hasil survei status gizi indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Langkah ini untuk melakukan evaluasi ulang perihal stunting di Kaltim.
“Bukan tidak percaya hasil survei itu, tetapi kami ingin mengevaluasi ulang by name by address hasil survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan,” dalih Gubernur Kaltim Isran Noor.
Diketahui, angka stunting Kaltim sesuai hasil SSGI terjadi kenaikan sekitar 1,1 persen menjadi 23,9 persen pada 2022 dari 22,8 persen (2021).
“Nah stunting, kita masih perlu ditingkatkan kinerja pencegahan dan penanganannya,” sebut Isran.
Orang nomor satu di Benua Etam ini mengakui stunting dan kemiskinan masih menjadi perhatian serius Pemprov. Menurutnya hal ini menjadi tugas bersama untuk mengurangi atau menurunkan angka stunting dan kemiskinan.
Disadari Isran, dari segi angka kemiskinan Kaltim masih jauh lebih bagus dari rata-rata nasional sebesar 9,54 persen. Angka kemiskinan Kaltim walaupun sempat terdampak pandemi Covid-19 selama dua tahun, mencapai 6,44 persen atau meningkat 0,13 persen.
“Artinya, upaya keras kami di daerah memberikan dampak terhadap taraf hidup masyarakat,” ujarnya.
“Yang pasti, stunting juga masalah kemiskinan ditangani secara bersama-sama, lintas sektor,” tegas mantan Bupati Kutai Timur (Kutim) ini. (xl)