SAMARINDA – Beratnya beban para guru dan tenaga honorer belum dibarengi dengan kesejahteraan mereka. Masih banyak didapati guru dan tenaga honorer, khususnya yang bekerja di sekolah swasta yang mendapatkan penghasilan di bawah upah minimum kota (UMK). Hal tersebut tentu memprihatinkan.
Apalagi baru baru ini, wacana penghapusan insentif dari pemerintah berhembus kencang hingga membuat mereka harus turun ke jalan menyuarakan tuntutannya. Tercatat, guru dan tenaga kependidikan yang berstatus honorer di Samarinda berjumlah 7.421 orang. Mereka terdiri dari honorer di sekolah negeri sebanyak 2.243 orang, ASN/PNS Kemenag sebanyak 306 orang, dan sekolah swasta sebanyak 4.872 orang.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda Maswedi mengaku kasihan melihat kondisi guru dan tenaga kependidikan di Samarinda yang masih berstatus honorer. Karena itu menurutnya, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kebutuhan mereka.
“Kami prihatin, kebutuhan guru di Samarinda ini sangat banyak, tetapi anggaran untuk honor guru itu masih sangat kurang sekali, apalagi ada aturan kemarin soal insentif tentu ini menciderai para pendidik kita,” terangnya.
Politisi Nasdem Kota Samarinda ini pun berharap berharap pemerintah bisa mengupayakan untuk peningkatan anggaran agar kebutuhan para guru juga dapat terpenuhi.
“Yang terpenting kesejahteraan guru kita bisa lebih diperhatikan lagi,” tegasnya. (ded)