KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus melakukan intervensi untuk mendongkrak Indeks Desa Membangun. Di antaranya sektor ekonomi, sosial, pendidikan hingga kesehatan.
Dalam tiga tahun terakhir, status Indeks Desa Membangun di Kukar mengalami peningkatan signifikan. Dari 193 desa, kini tak ada lagi yang menyandang kategori “Sangat Tertinggal”.
Pada 2021 lalu, terdapat tujuh desa dengan kategori sebagai “Desa Sangat Tertinggal”. Kemudian status “Berkembang” ada 98 desa, “Maju” ada 64 desa dan “Mandiri” sebanyak 24 desa.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar di tahun 2023, desa berkembang berkurang jadi 48. Peningkatan justru datang dari kategori Maju, yakni 69 desa dan Desa Mandiri sebanyak 76 desa.
“Sebelumnya ada tujuh desa yang tertinggal, dan tahun 2022 kita sudah tidak ada lagi desa tertinggal,” kata Kepala DPMD Kukar Arianto.
Dia menjelaskan, pertumbuhan indeks desa membangun menjadi salah satu Program Dedikasi Kukar Idaman, yakni Kukar Bebaya. Hal ini menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) DPMD dalam menuntaskan desa tertinggal. Langkah selanjutnya, mengupayakan desa berkembang menjadi maju dan mandiri.
Untuk mendongkrak penilaian IDM, DPMD Kukar bakal bekerja sama Bankaltimtara untuk menyediakan fasilitas sarana dan prasarana perbankan di setiap desa. Karena sejumlah insentif desa disalurkan secara non tunai atau transfer.
Kemudian DPMD Kukar juga akan berkolaborasi Dinas Kesehatan untuk menyediakan fasilitas posyandu dan puskemas pembantu (Pusban) di setiap desa, serta menambah bidan dan tenaga kesehatan (Nakes).
“Jadi desa berkembang, maju dan mandiri, Bupati dan Wabup memang merekomendasikan hasil survei IDM menjadi perhatian untuk ditindaklanjuti tentang indeks ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan agar terus dikawal,” tutupnya. (zu)