Berita  

Pelaksanaan PTM di Kaltim Minimal Cakupan Vaksinasi 75 Persen

Ilustrasi. (Foto: Antara)

SAMARINDA – Gubernur Kaltim Isran Noor menegaskan walaupun wilayah Kaltim sudah melandai dan rata-rata kabupaten dan kota sudah masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2, namun sampai ini belum diberikan izin untuk pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi sekolah-sekolah.

“Walaupun kondisi terus membaik, namun saat ini belum menerima laporan dari Dinas Pendidikan berapa persen guru-guru maupun siswa SMA/SMK dan sederajat yang sudah divaksin. Apabila laporan belum jelas, saya tidak akan ijinkan PTM,” tegas Isran Noor, saat menyerahkan 45 petikan SK Pemutihan Status Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi guru/calon guru/pelaksana yang diberi tugas mengajar sebagai guru SMA/SMK wilayah Kota Samarinda, di Aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Senin (25/10/2021).

Baca Juga  Kejar Target Investasi, DPMPTSP Kaltim Gelar Kaltim Investment Award 2023

Isran menambahkan, jika guru maupun siswa SMA/SMK dan sederajat belum divaksin namun melaksanakan PTM, maka resikonya sangat besar. Hal ini ujar orang nomor Benua Etam ini, telah terbukti terjadi bagi siswa dan guru yang terpapar Covid-19 pada sekolah di Jakarta, Jawa Tengah, Bali dan Jawa Timur.

“Berkaca terhadap provinsi lain, maka pelaksanaan PTM belum diberikan izin, terkecuali minimal 75 persen para guru-guru dan siswa SMA/SMK sudah mendapatkan vaksin, baru kita bisa berikan izin,” tandas Isran.

Baca Juga  Menko Polhukam Imbau Pers Sampaikan Narasi Menyejukkan demi Jaga Situasi Kondusif

Isran menambahkan, cakupan vaksinasi secera umum di Kaltim masih rendah kisaran 45 – 50 persen. Tetapi secara khusus persentase guru dan siswa masih didata. “Karena itu, perlu evaluasi terhadap pelaksanaan vaksinasi bagi guru dan siswa SMA/SMK di Kaltim,” ungkapnya.
Gubernur mematok minimal 75 persen guru dan siswa sudah di vaksin, baru bisa dilakukan PTM.

“Kalau sudah divaksin diberikan dispensasi, itu tidak adil namanya. termasuk yang masuk bergiliran, juga tidak diberikan izin. Ya sama-sama saja menikmati pembelajaran melalui online,” pungkasnya. Mantan Bupati Kutai Timur ini pun meminta pihak sekolah, guru dan siswa bisa bersabar dan tetap menerapkan protokol kesehatan. (man)