TERNYATA di balik wajah yang kaku dan tegang seperti yang saya lihat di Foto-foto, Pak Edi merupakan sosok yang inspiratif. Beberapa hal menarik dari beliau saya temukan di buku tersebut. Siapa sangka, orang yang rajin bolos sekolah bisa manjadi sosok pemimpin Kutai Kartanegara (Kukar).
Sosok yang Daria, alias sungguh-sungguh dalam menekuni sesuatu sangat terlihat dan hasilnya adalah kecerdasan yang sangat luar biasa. Akan sangat berbeda jika dikaitkan dengan generasi Zelenial, yang terbiasa dengan sesuatu yang ‘instan’.
“Istirahatnya orang beriman itu hanya di dalam kubur” merupakan salah satu pecutan yang juga perlu ditularkan kepada generasi Zelenial. Bisa bekerja cerdas, dengan semangat ‘betulungan’ juga dimunculkan dengan ‘apik’ dalam buku tersebut. Terlebih pada generasi Zelenial, yang merupakan generasi penerus estafet Kukar bahkan negara ke depannya.
Tidak gegabah dan memikirkan suatu permasalahan hingga ke pemecahannya juga terlihat ketika terjadi penurunan APBD pada tahun 2013, 2016, bahkan 2017 yang makin merosot. Tidak membuat Seorang Edi Damansyah kebingungan dan ‘menyusahkan’ pihak lain. Justru, beliau mengajak ‘etam’ untuk dapat ‘puasa belanja’ dan mengajak masyarakat dan swasta untuk dapat ‘betulungan’ .
Sikap yang sangat baik dan perlu diingatkan kembali kepada generasi Zelenial, agar ketika sedang dalam suatu kesulitan dapat mengambil langkah bijak dan tersistematis. Benar saja, “Seberat apapun masalah, jika dihadapi bersama-sama akan terasa ringan,” seperti kata Pak Edi.
Mewujudkan masyarakat Kukar yang sejahtera dan bahagia, itulah visi beliau, saya yakin semua bisa. Namun, saya juga berharap “Garis Tangan” ini tidak hanya berhenti pada sosok Edi Damansyah saja, melainkan oleh banyak generasi Zelenial, Milenial, atau bahkan Generasi Alfa ke depannya.
Sikap dan sifat baik dari Edi Damansyah harus dapat lebih ditularkan, dengan berbagai upaya yang disesuaikan dengan Generasi tersebut. Bukan karena suatu alasan, sebab ‘etam’-lah yang akan meneruskan estafet pemerintahan Kukar bahkan negara. (***)
*Ditulis oleh Viola Melinda, Duta Bahasa Nasional 2020, sekarang Duta Literasi GLK dan Ketua Kaliya Kukar.