KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) menerima kunjungan dari Bupati Bone, Sultan Bone, Sultan Gowa beserta rombongan untuk menjalin silaurahmi. Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin didampingi Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Muhammad Arifin menyambut secara langsung di Kedaton Kutai Kartanegara pada Jumat (11/2/2022).
“Suatu kehormatan bagi Pemkab Kukar dan Kesultanan Kukar Ing Martadipura atas kunjungan Bupati Gowa dan rombongan. Semoga dengan kunjungan ini, tentunya sangat penting dan berharga khususnya untuk menjalin silaturahmi. Secara budaya dan komunikasi yang baik antara warga Kukar dan warga suku Bugis,” ucap Rendi.
Dia menjelaskan, Kabupaten Kukar memiliki sejarah panjang melalui Kesultanan Ing Martadipura. Sebagai daerah otonom telah banyak upaya dan terobosan. Baik dari penyelenggaraan pemerintah maupun pembangunan.
“Dalam rangka percepatan pembangunan, Pemkab Kukar menerapkan suatu konsep yang kami namai sebagai Kukar Idaman dan implementasi Kukar Idaman diwujudkan dalam 23 program dedikasi,” tuturnya.
Sementara itu Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Awang Yakub Luthman mengungkapkan, hal ini sekaligus menjadi pembelajaran untuk mengenang kembali sejarah pemersatu daerah Kutai dan Wajo. Di mana Sultan Aji Muhammad Idris yang membawa semangat tersebut.
“Dalam kesempatan ini kami yang mewakili Sultan Bone dan Kesultanan Kukar Ing Martadipura. Kita ikatkan hati kita dalam akad sejarah adat budaya yang telah mengikat datuk-datuk kita. Bukan dari sisi akad adat budaya saja, tetapi insyaallah dari sisi kepentingan ekonomi, sisi kepentingan budaya serta sektor-sektor yang semakin memperkuat akar adat kita sampai kapanpun, dan potensi yang dapat dikerjasamakan oleh kita semua di kemudian hari,” harapnya.
Di lain pihak, Bupati Bone Andi Fahsar M Padjalangi mengatakan, pihaknya dari Pemkab Bone bersama dengan jajaran, begitu juga dari dewan adat Kabupaten Bone. Merasa berbangga dan bersyukur atas terbukanya pintu Kesultanan Kukar.
“Kami tidak pernah menyangka bahwa kami akan diterima secara adat yang sangat luar biasa ini. Kami berpikir datang hanya mau melihat bagaimana biaya dan metode penyelenggaraan pengelolaan kesultanan di Kukar yang sudah lama tidak kami kunjungi setelah festival keraton pertama yang dilaksanakan di Kukar. Ternyata sangat luar biasa, budaya dan adat tetap bisa dipertahankan. Dan ini adalah simbol kebesaran yang harus dijaga Sultan Kukar,” terangnya. (zu)