SAMARINDA – Kaltim, salah satu provinsi terluas di Indonesia, bahkan hampir sama luasnya dengan Pulau Jawa. Hingga saat ini, sebagian besar masih berhutan dan berbatasan dengan Malaysia Timur (Sabah-Serawak).
“Kaltim berpenduduk 3,7 juta jiwa, multi etnis dan beragam suku, agama dan adat istiadat,” kata Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi ketika diwawancarai Forum Investasi di Kaltim, di Grand Ballroom Metro TV, Jakarta, Selasa (7/12/2021).
Gelaran acara bertajuk Kaltim Menuju Ibu Kota Negara Baru Indonesia, Wagub Hadi Mulyadi mengungkapkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo akan memindahkan pusat pemerintahan ke Kaltim.
“Hingga kini terus dipersiapkan dan direalisasikan pembangunannya,” jelas Hadi dihadapan peserta Forum Investasi, dari dalam maupun luar negeri. Terutama utusan dari Rusia, Tiongkok, Pakistan, Bahrain, Qatar, Maroko, Syiria, Slovakia dan beberapa utusan negara lainnya. Baik selaku Duta Besar maupun Kementerian Perdagangan dan Swasta.
Ditegaskannya, pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim diyakini akan berdampak luas terhadap pembangunan dan penanaman investasi.
Dimana, Pemerintah Provinsi Kaltim berkomitmen melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2015 telah memberikan insentif dan pemberian kemudahan penanaman modal dan daerah dengan menerapkan sistem pelayanan satu pintu untuk percepatan modal yang mencakup penyederhanaan dokumen.
Termasuk kemudahan proses, waktu penyelesaian perizinan singkat, dan pelayanan yang mendukung penanaman modal. Selain itu, bagi calon investor diberikan insentif dan kemudahan, berupa pengurangan keringanan atau pembebasan pajak dan retribusi daerah, pemberian bantuan penyertaan modal, atau subsidi bunga pinjaman di bank milik daerah.
Potensi dan peluang investasi dijelaskannya, bidang infrastruktur (jalan tol, jembatan, pelabuhan, dan bandar udara). Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kutai Timur, Kawasan Industri Kariangau, dan proyek pengelolaan sampah di Balikpapan, Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara.
“Terdapat pula potensi industri hilirisasi batubara dan crude palm oil (CPO) atau minyak mentah kelapa sawit,” tambahnya.
Selain itu pengembangan sektor kepariwisataan. Di mana saat ini juga cukup pesat dikembangkan, karena memiliki potensi yang sangat besar berupa keindahan alam seperti hutan, danau, dan sungai.
“Potensi dan peluang investasi pariwisata masih terbuka di Pulau Kaniuangan di Kabupaten Berau. Juga pengembangan tempat wisata di Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki,” pungkasnya. (man)