SAMARINDA – Sebanyak 30 sekolah yang telah terdata diduga melakukan praktik jual-beli buku paket-LKS di sekolah. Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda membentuk tim khusus dalam menyelidiki sejumlah laporan tersebut.
Asisten I Pemkot Samarinda, Ridwan Tassa, mengatakan komitmennya dalam menyelidiki laporan dari sejumlah para wali murid.
“Kami akan segera selesaikan sejumlah laporan ini dengan serius,” ucap Ridwan Tassa, Jumat (9/8/2024).
Ridwan juga menuturkan nantinya ada tim khusus yang melibatkan inspektorat, Tim Wali Kota, untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP), dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk melakukan sidak ke sekolah yang diduga melakukan praktik jual-beli buku.
Berdasarkan dari bukti-bukti yang telah diterima, tim akan mengunjungi secara langsung sekolah-sekolah yang terkait untuk memverifikasi kebenaran laporan itu.
“Langkah ini diambil bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan dan semua proses sesuai dengan aturan yang berlaku,” katanya.
Kemudian, dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pihak kepala sekolah untuk mendapatkan gambaran langsung dari lapangan dan memastikan transparansi dalam proses pengadaan buku penunjang.
“Dari pertemuan ini diharapkan dapat memberikan pandangan secara jelas bagaimana kondisi di setiap sekolah,” beber Ridwan.
Terlepas itu, Jumat mendatang pihaknya akan menggelar rapat guna membahas opsi-opsi terkait teknis pengadaan buku penunjang.
“Kami juga berkomitmen untuk menyiapkan buku penunjang yang dianggarkan pada tahun 2025,” tandasnya. (nta)