SAMARINDA – Kondisi Vierly Zikriya (19) pelajar SMK yang tengkorak kepalanya pecah lantaran tertimpa tiang bendera hingga saat ini masih belum stabil. Vierly pun pada Jumat (25/2/2022) sempat dibawa kembali ke rumah sakit namun kembali dipulangkan.
“Pasien ini sudah lama. Dia juga sudah opname di rumah sakit lama, dan sudah dua kali dilakukan operasi. Kemrin dipulangkan karena kondisi sudah stabil, saya bingung juga kenapa kemarin dibawa lagi ke rumah sakit. Harusnya pekan depan datang untuk kontrol, enggak perlu rawat inap,” jelas Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda David Hariadi Masjhoer saat dihubungi, Ahad (27/2/2022).
David menjelaskan kondisi Vierly usai operasi mengalami kemajuan meskipun belum sepenuhnya stabil. “Memang harus perawatan khusus, karena mengalami kelumpuhan, enggak bisa makan sendiri. Napas pun masih melalui lubang di leher, dengan kondisi itu enggak perlu perawatan lama-lama di rumah sakit. Oleh dokter pihak keluarga juga sudah dijelaskan,” ungkap David.
“Yang bersangkutan juga enggak butuh oksigen,” tambahnya.
Selain itu, alasan mengapa Vierly tak perlu menjalani perawatan di rumah sakit yaitu kasus Covid-19 yang lagi meninggi. Dikhawatirkan Vierly dapat tertular saat dirawat di rumah sakit.
“Kenapa enggak dirawat inap, dikhawatirkan tertular Covid-19, karena saat ini sedang tinggi-tingginya,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Sudirman selaku Koordinator Advocasi TRCPPA Kaltim menuturkan, pihaknya beberapa lalu menyarankan Vierly dirawat di rumah sakit lantaran kondisinya yang memprihatinkan. Namun sesampainya di rumah sakit, Vierly sempat diperiksa tapi disarankan pulang untuk menjalani rawat jalan.
“Betul sempat dibawa ke rumah sakit. Cuma saya kebetulan enggak ikut, jadi dari keluarga langsung ke sana. Dari rumah sakit katanya enggak perlu di rawat inap,” kata Sudirman.
“Sebenarnya dari kelurga berharap Vierly dirawat di rumah sakit. Tetapi karena arahan dokter dan mereka juga orang awam, enggak bisa memasakan kehendak,” imbuhnya.
Berbeda dengan keterangan rumah sakit, Sudirman menjelaskan kondisi Vierly saat ini sangat bergantung pada oksigen. Pihak keluarga pun harus menyiapkan lima tabung oksigen untuk Vierly.
“Adik kami ini memang masih bergantung sama oksigen. Jadi dari keluarga di rumah menyiapkan lima tabung oksigen untuk membantu bernafas,” terangnya.
TRCPPA Kaltim pun sampai saat ini terus memantau kondisi Vierly. Pihaknya berupaya agar pihak keluarga tetap mendapatkan tanggung jawab atas insiden kecelakaan saat disekolah.
“Kami terus berkomunikasi ke kelurga. Apapun bentuk keperluan korban harus disampaikan ke sekolah. Dan saya minta pihak sekolah bertanggung jawab atas segala kebutuhan korban,” pungkasnya. (nta)