KUTAI KARTANEGARA – Tim Visitasi Standarisasi Museum Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi (Kemendikbudristek) berkunjung ke Museum Kayu Tenggarong untuk meningkatkan predikat. Museum tersebut sebelumnya melewati visitasi standarisasi pada 2017 dan mendapatkan predikat kategori C.
“Mudah-mudahan saja di tahun 2022 ini ada naik gradenya. Paling tidak B tujuannya,” kata Sub Koordinator Ahli Muda Pamong Budaya Pelestarian CB dan Permuseuman, Disdikbud Kukar Mohammad Saidar.
Sebelum divisitasi, pengembangan, dan revitalisasi telah dilakukan guna memenuhi standar. Namun koleksi yang ada di museum tidak ditambah. Saat ini ada sekira 450-an koleksi kayu di museum tersebut. Seperti kayu ulin, kapur, meranti, dan kayu-kayu lainnya yang dipakai sebagai obat-obatan.
Kemudian banyak koleksi kayu di museum ini yang juga dimakan rayap karena faktor usia. Untuk penambahan koleksi, rencananya bakal diupayakan bekerja sama kampus Unmul Samarinda, juga perusahaan-perusahaan kayu yang ada.
“Selama ini kan belum ada perawatan secara teknis terkait itu, khususnya rayap-rayap itu,” ungkapnya.
Pihaknya berharap museum kayu tidak hanya menjadi tujuan untuk melihat koleksi-koleksi kayu yang ada. Tetapi keberadaannya dapat digunakan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) di Kukar yang juga memiliki kepentingan. Sesuai dengan UU Pemeliharaan Kebudayaan Nomor 5/2017 terkait kewajiban pemerintah, mulai dari unsur perlindungan, pengembangan, pembinaan, dan pemanfaatannya.
“Dilaksanakan untuk kegiatan budaya atau kuliner di situ. Atau komunitas-komunitas lainlah. Yang penting bisa menjadi daya tarik objek wisata budaya yang ada di Kukar. Ke depan akan kami promosikan lewat medsos,” pungkasnya. (zu)