SAMARINDA – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Samarinda melaksanakan tasyakuran untuk memperingati Puncak HBP ke-58. Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kaltimtara, Kepala Divisi Pemasyarakatan, serta Kepala lapas Narkotika Samarinda.
Rangkaian tasyakuran ini dimulai dari penaburan bibit lele, kemudian para peserta mengikuti zoom meeting bersama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Diakhiri mendengarkan sejumlah tausiah serta buka puasa bersama.
Kakanwil Kemenkumham Kaltimtara Sofyan mengatakan, kegiatan ini merupakan HBP yang terakhir. Selanjutnya akan digelar acara puncak Hari Pemasyarakatan pada tanggal 27 April 2022.
“Tanggal 27 April 2022 merupakan rangkaian kegiatan terakhir, yaitu upacara bersama Menteri,” kata Kakanwil kemenkumham Kaltimtara saat ditemui usai Tasyakuran, Selasa (26/4/2022).
Dengan usia Pemasyarakatan ke-58 tahun ini, Sofyan berharap seluruh Pemasyarakatan di Indonesia siap untuk bangkit dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Pelayanan kepada seluruh warga binaan juga menjadi hal utama yang harus dilakukan, sebab tupoksi jajaran Pemasyarakatan adalah pembina bagi para narapidana.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Jumadi menuturkan, dengan ditaburnya bibit lele di Lapas Narkotika Samarinda, diharapkan bisa melatih warga binaan berternak ikan lele. Sehingga dapat dijadikan bisnis.
“Harapannya mereka bisa berkembang. Apalagi kita lihat pangsa pasar ikan lele ini kan lumayan,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Samarinda Hidayat membeberkan, jajarannya memang mengedepankan pembinaan keterampilan untuk warga binaan.
“Semua ini untuk meningkatkan life skill warga binaan agar setelah bebas mempunyai keterampilan yang mumpuni. Hari ini menyebarkan bibit ikan lele. Fokus ikan lele karena pangsa pasarnya sangat menjanjikan,” terangnya.
Jika pembinaan ini diserap secara serius oleh warga binaan, sambung Hidayat, maka ini nantinya bisa menjadi bekal ketika keluar dari Lapas.
“Ilmu pembelajaran di sini bisa menjadi bekal setelah mereka bebas nanti. Ke depannya, bisa saja kita berdayakan ikan nila atau ikan lainnya sesuai situasi kondisi yang ada,” tandasnya. (nta)