BALIKPAPAN – Revitalisasi regulasi kehutanan dan investasi untuk peremajaan mesin, mampu membangkitkan kembali industri hilirisasi sektor kehutanan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim.
“Ke depan, membangkitkan industri kayu lapis, perlu revitalisasi regulasi dan peremajaan mesin industrinya,” ketua Apkindo Kaltimtara Taufan Tirkaamiana mengungkapkan Dalam sela acara Focus Discussion Group (FGD) di Hotel Novotel Balikpapan (23/11/2021).
Selain itu, pemanfaatan hutan yang non kayu mengembangkan karbon dan ketahanan pangan dilakukan secara maksimal. Tidak kalah pentingnya, ujarnya, forestasi penanaman pohon, seperti jenis Balsa yang ditanam di Kabupaten Kutai Kartanegara, khususnya kawasan percontohan Desa Pendingin seluas 30 hektar dan Desa Senoni sekitar 90 ha.
Ke depannya, Taufan berharap tanaman Balsa dapat dilestarikan, karena Balsa merupakan pohon yang kayunya dapat dimanfaat serta bisa dipanen 3 tahun lebih cepat dari kayu lain, seperti kayu Sengon.
Diungkapkannya, untuk Eropa sudah memanfaatkan keunggulan kayu dari pohon Balsa. Salah satunya, untuk kincir angin penggerak listrik, karena sifat kayu Balsa kuat dan ringan.
Manfaat lainnya Balsa menjadi kayu pertukangan non kayu bisa hanya ditanam saja dan dipelihara menjadi sumber karbon, sehingga bisa memenuhi karbon.
Di sisi lain, ada masalah regulasi hilir hutan. Namun, sudah ada kemajuan dan sekarang pasar bebas regulasi harus mendukung.
Juga perlu menanam Meranti, salah satu unggulan Kaltim dan perlu tempat khusus untuknya. Baginya, jangan hanya ditanami kelapa sawit.
Karena investasi cukup besar, tambahnya, tetapi Meranti setiap tahun pertumbuhannya dari 1 cm hingga 70 cm.
“Berarti 70 tahun ke depan walau kita tidak menikmati, tapi anak cucu kita yang menikmatinya,” ungkapnya. (man)