KUTAI KARTANEGARA – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah memimpin jalannya upacara Peristiwa Merah Putih yang ke-75 di lapangan Sepak Bola PT Pertamina EP Asset 5 Field, Kecamatan Sangasanga pada Kamis (27/01/2022). Kegiatan tahunan ini dilakukan sebagai pengingat jasa para pahlawan pejuang merah putih Sangasanga, yang telah gugur di medan juang mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah.
Edi yang membacakan amanat dari Gubernur Kaltim Isran Noor menyampaikan, peristiwa bersejarah tersebut harus dijadikan pelajaran bagi generasi penerus bangsa. Untuk menumbuhkan semangat patriotisme. “Semoga Sangasanga terus mengalami kemajuan dan dapat terus bersaing dengan wilayah kecamatan lainnya di Kukar,” ucap Edi.
Dia juga berharap masyarakat agar terus melestarikan kearifan lokalnya yang dikenal sebagai Kota Juang. “Kami Pemerintah Kabupaten memastikan akan hadir bersama masyarakat. Kita bekerja, berkarya bersama,” tegasnya.
Acara makin meriah dengan penampilan teatrikal cerita perjuangan para pejuang yang dikemas dalam ‘Tari Kolosal’ dari para pemuda pemudi Sangasanga. Alur cerita itu dimulai dari tentara Belanda (NICA) pada tahun 1945 menguasai Sangasanga yang memang kaya akan sumber minyak.
Hal tersebut membuat rakyat Sangasanga bersikeras mengusir Belanda dengan melakukan perlawanan tiada hentinya. Hingga pejuang Sangasanga mengadakan rapat dan tercetuslah rencana merebut gudang senjata Belanda dengan cara mengalihkan perhatian penjajah kepada berbagai keramaian kesenian daerah pada 26 Januari 1947.
Di tengah keramaian itu, para pejuang membagikan senjata dan amunisi untuk merebut kekuasaan pada pukul 03.00 Wita dini hari 26 Januari 1947. Perjuangan pun berhasil. Sehingga pada pukul 09.00 wita kota Sangasanga berhasil dikuasai pejuang, ditandai dengan diturunkannya bendera Belanda di Sangasanga Muara oleh La Hasan.
Bendera Belanda yang terdiri tiga warna yakni merah, putih, dan biru ini kemudian dirobek warna birunya, dan dinaikkan kembali bendera yang tinggal berwarna merah putih dengan upacara yang dihadiri para pejuang dan seluruh masyarakat dengan teriakan “Merdeka!”.
Penampilan memukau tersebut diapresiasi seluruh warga kampung yang menyaksikan termasuk para pejabat yang hadir. Mereka disuguhkan cerita heroik para pejuang. (zu)