SAMARINDA – Wakil Wali Kota (Wawali) Samarinda Rusmadi menyebut keluarga adalah kunci dalam memberantas peredaran narkoba. Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam dialog publika yang digelar stasiun TVRI Kaltim, Selasa (12/4/2022) di studio 1 TVRI Kaltim. Kali ini membahas waspada peredaran narkoba selama Ramadan.
Selain Wawali, hadir juga sebagai narasumber yakni Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Samarinda, Kombes Pol Wiwin Firta dan juga Wakil Ketua DPRD Samarinda, Subandi.
Mengawali diskusi sore itu, Wiwin mengatakan jika kota Samarinda masih masuk dalam posisi puncak untuk kasus penyalahgunaan narkoba di wilayah Kaltim. Di mana untuk awal tahun 2022 pihaknya sudah menangani 12 kasus.
Oleh itu menurutnya penting upaya pencegahan menjadi tanggung jawab moral bersama dan semua lembaga harus bergerak untuk memerangi narkoba.
“Upaya pencegahan sebenarnya sudah kita laksanakan tapi kalau dilakukan secara parsial oleh penegak hukum saja tidak cukup, untuk itu pentingnya kerja bersama,” tuturnya.
Sama seperti yang disampaikan kepala BNN tadi, Wakil Ketua DPRD Samarinda menanggapi jika narkoba sesuatu serius yang harus diselesaikan bersama, dan harus dijadikan musuh bersama karena mengancam masa depan bangsa.
“Karena pelaku peredaran narkoba ini grand desain nya untuk menghancurkan masa depan masyarakat, ini yg perlu menjadi pemahaman kita semua. Untuk itu pentingnya sosialisasi bahaya narkoba hingga ke tingkat RT saat ini,” tuturnya.
Sementara, Wakil Wali Kota Rusmadi berpendapat kenapa kasus narkoba masih tinggi di ibu kota Kaltim ini, alasannya karena rantai permintaan dan pemasokan atau supply tinggi karena demand tinggi. Penyebabnya karena faktor ekonomi masih jadi faktor penentu.
“Bahkan tak jarang masih kita temui dalam lingkungan satu keluarga juga ikut sebagai pemain,” kata Wawali.
Bahkan dia berpendapat, ruang yang sangat berisiko dan perlu mendapat perhatian adalah keluarga itu sendiri. Karena menurutnya sangat mudah untuk disusupi dengan penyalahgunaan narkoba.
Oleh itu, upaya yang dilakukan selain pentingnya sosialisasi mulai dari sektor sekolah, RT hingga tingkat keluarga, juga pentingnya untuk melakukan pemetaan terhadap daerah yang tak hanya masuk dalam zona hitam atau kuning saja melainkan juga semua wilayah di Samarinda juga harus diwaspadai.
“Sehingga gerakan pencegahan ini perlu dukungan partisipasi masyarakat, seperti program pro bebaya yang sudah kami jalankan saat ini, sebenarnya orientasinya tak hanya sekedar fisik saja, melainkan dalam gerakan yang melibatkan masyarakat di lingkungan RT ini warga bisa mengenal satu sama yang lain sehingga kalau ada tanda-tanda yang mencurigai seperti narkoba maupun gerakan radikal bisa langsung terantisapasi,” sebut Rusmadi.
Sebenarnya sambung dia, gerakan kampung tangguh dan satgas Covid yang pernah dilakukan Pemkot saat tingginya kasus penyebaran virus corona di Samarinda bisa dijadikan model dalam gerakan penting untuk penanggulangan bahaya narkoba di kota Tepian.
“Karena ketika tingginya kasus Covid-19 di Samarinda melalui gerakan kampung tangguh dan satgas Covid di tingkat RT ini kami anggap berhasil untuk menekan angka penyebarannya, siapa tau gerakan ini juga bisa dicontoh dalam menekan penyebaran narkoba di kota Samarinda,” saran Wawali. (man)