KUTAI KARTANEGARA – Setiap tahunnya di tanggal 21 April selalu diperingati sebagai Hari Kartini. Kisah perjuangan tokoh perempuan bernama Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini menjadi sosok yang menginspirasi bagi semua kalangan, tak terkecuali bagi Viola Melinda, perempuan asal Kutai Kartanegara (Kukar) yang menjadi Duta Bahasa Nasional 2020.
“Kartini itu adalah sosok wanita yang banyak berjuang, makanya enggak heran kalau beliau menjadi panutan dan juga menginspirasi tidak hanya bagi kalangan pelajar, namun bagi pemelajar pun serupa. Di usianya yang belia kala itu, R.A. Kartini sudah memiliki pemikiran yang kritis dan sangat gigih untuk memajukan generasi bangsa Indonesia kala itu,” ucap perempuan berkacamata ini,
Walaupun terlahir sebagai anak Bupati Jepara dan juga sebagai anak bangsawan, namun Kartini justru tidak ingin berleha-leha. Meski sudah dipingit di usia muda, rasa ingin memajukan gender wanita saat itu sangat meledup dahsyat.
“Dia sadar bahwa wanita pribumi kala itu masih tertinggal, dan berbeda dari wanita-wanita Belanda. Dari sana, beliau bertekad ingin memajukan kaum wanita agar bisa setara dengan gender lelaki. Melalui koran, majalah, surat kabar, buku, dan lain sebagainya beliau memperjuangkan hak-hak wanita terlebih dalam bidang pendidikan,” paparnya.
Dari berbagai literatur yang Viola pelajari, perempuan milenial berusia 23 tahun ini menegaskan bahwa sebagai generasi penerus bangsa harus meneruskan perjuang-perjuangan yang telah dilakukan sosok Kartini.
Menurutnya, Kartini memperlihatkan bahwa belajar tidak harus dari sekolah saja. Namun, bisa mempelajari banyak hal dari mana pun, apalagi di masa sekarang sangat mudah akses belajar.
Rasa ambisius dan pantang menyerah ini patut diteladani. Jika menginginkan sesuatu, perlu berjuang dan percaya bahwa kita bisa mendapatkannya, walau banyak tantangan yang harus dihadapi.
Dia juga menjelaskan menjadi perempuan kalau di masa duahlu kodratnya hanya di sumur, kasur, dan dapur. Tetapi kali ini, wanita bisa beraksi dengan ragam kolaborasi. Dengan begitu akan menghilangkan stigma perempuan tidak bisa apa-apa.
“Hilangkan ketakutan, karena ketakutan tidak punya kekuatan. Dengan berbudaya dan berwawasan saya yakin, wanita bisa hebat dan sejajar dengan laki-laki tanpa melupakan kodratnya,” tegas Viola.
“Apalagi di era serba instan ini, segala perjuangan terasa lebih mudah akses beda seperti dahulu, jadi tunggu apalagi?” tanyanya.
“Nikmati kemudahan akses ini untuk meneruskan karakter Kartini, dan jadilah Kartini masa kini. Sebab Kartini bukan hanya sekadar kebaya yang ia gunakan. Kartini itu sosok yang justru terangkat berkat karyanya salah satunya ‘Habis Gelap, Terbitlah Terang’ jadi mari sama-sama wanita masa kini mampu dan berdaya untuk berkarya dengan berwawasan,” pungkas Viola. (zu)