SAMARINDA – Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda Muhammad Novan Syahronny Pasie meminta aparat kepolisian menindak tegas praktik pungutan liar (pungli) di SPBU Sungai Kunjang. Hal itu menurut Novan tidak boleh dibiarkan. Lantaran sudah sangat merugikan sopir-sopir truk yang selama ini tertib mengikuti antrean sesuai ketentuan yang berlaku.
Selain mendesak agar praktik pungli dibasmi, Novan juga mengajak sopir-sopir truk untuk mengadukan langsung kejadian tersebut ke DPRD Samarinda. Bahkan jika diperlukan, dia meminta sopir truk menyertakan bukti-bukti kuat terkait praktik pungli tersebut.
Dia meyakinkan, DPRD Samarinda akan menindaklanjuti praktik culas tersebut. “Silakan laporkan ke kami, pastikan kami tindak lanjuti supaya dibasmi,” tegas Novan.
Menurutnya, aksi pungli yang diduga kuat dilakukan preman-preman tersebut cukup meresahkan. Di tengah kesulitan yang dialami sopir untuk mendapat solar bersubsidi.
“Yang penting ada bukti, saksi. Sama-sama kita basmi aksi pungli itu,” tuturnya.
Adapun terkait ketersidian solar bersubsidi, Novan menyebut pihaknya sudah pernah berkoordinasi dengan Biro Ekonomi Setkot Samarinda. Namun antrean tetap terjadi lantaran maraknya kendaraan pengetap ikut mencari solar subsidi.
Kendati pelanggaran dari pengetap wewenang kepolisian, dia menegaskan siap berkomunikasi untuk ikut membasmi pungli tersebut.
“Jelas pungli ini melanggar aturan, bantu kami untuk melengkapi bukti-bukti dan saksi,” ucapnya.
Novan juga meminta perwakilan sopir untuk bersurat kepada dewan supaya penindakan tersebut dapat dipastikan ditindaklanjuti.
“Kami tunggu dari forum sopir. Kami harap hal ini jangan sampai terjadi lagi. Dan ini perlu ketegasan dari pihak SPBU dalam mengatur antrean dan lalu lintas,” tandasnya.
Sebelumnya, sejumlah sopir mengaku dimintai preman sebesar Rp 5 ribu. Sedangkan jika ingin mendahului antrean sopir dimintai uang sebesar Rp 50 ribu.
Praktik culas ini selain menyebabkan antrean sopir truk lebih lama, juga menyebabkan solar bersubsidi cepat habis karena diambil para pengetap solar. (nta)