KUTAI KARTANEGARA — Upaya pelatihan kewirausahaan terus dilakukan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Kartanegara (Kukar). Termasuk bagi para pemuda pemuda disabilitas. Kabid Kewirausahaan Kepemudaan dan Kepramukaan Dispora Kukar Aji Ali Husni pada Selasa (22/3/2022) menuturkan, telah ada sekira 250 orang disabilitas yang terdata.
Terhitung sejak program ini digencarkan 2021 silam.
Namun demikian, Ali mengungkapkan data itu baru dari tiga kecamatan yaitu Tenggarong, Sebulu, dan Muara Badak. Dengan rentang usianya 16 hingga 30 tahun.
Diterangkan, pendataan sebelumnya dianggap kurang maksimal. Lantaran timnya tidak turun ke lapangan langsung namun melalui Google form. Cara ini tetap digunakan tahun ini, namun dibarengi pendataan di kecamatan-kecamatan dengan melibatkan komunitas pemuda.
“Kami tambah lagi melalui komunitas mereka. Melalui teman ke teman agar disabilitas di Kukar ini bisa terupdate,” terang Ali.
Dalam program 2021, puluhan pemuda disabilitas menerima pelatihan dasar sebagai bentuk memberikan motivasi serta mengali potensi-potensi yang dimiliki. Nantinya diberikan pelatihan penguatan dengan sasaran yang memiliki usaha.
Kata Ali, sejumlah pemuda disabilitas telah berani mendirikan usaha sendiri. Kebanyakan di antaranya pada bidang kuliner. Ada sebagian yang bergerak di reseller namun belum terlalu ditekuni. Inilah yang akan diberi edukasi untuk memaksimalkan pengunaan teknologi.
“Teman-teman disabilitas ini kami usahakan sama haknya seperti pemuda yang lain,” sebutnya.
Ali menguraikan, pendataan secara umum sasarannya mereka yang telah memiliki usaha. Meski begitu tidak menutup kemungkinan melakukan pembinaan terhadap pemuda yang belum memiliki usaha.
“Karena 20 persen kami menerima pembinaan yang memiliki minat ingin berwirausaha, 80 persen memiliki usaha,” ungkapnya.
“Jangan sampai mereka sudah punya usaha lalu tidak ad aperkembangan sehingga keburu gulung tikar. Hal ini yang harus diprioritaskan untuk diselamatkan terlebih dahulu,” tambah Ali.
Menurutnya, pembinaan disabilitas memang perlu ritme tersendiri. Artinya mereka ada yang sudah tahu tetapi lambat direspon. Sehingga butuh pendekatan dengan irama tersendiri dimulai pendataan hingga pelatihan.
Bukan hanya mendata, Dispora juga melakukan pendampingan seperti konseling. Termasuk jemput bola ke lapangan langsung atau konseling melalui komunitas-komunitas di tempat mereka. (man)